Selasa, 26 November 2013

Asuhan Kebidanan Persalinan

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Beralin
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milineum yaitu tujuan ke -5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu.
Departemen kesehatan sendiri menargetkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pad tahun 2015 menjadi 102 orang pertahun. Untuk mewujudkan hal ini, Depkes sedang menggalakan program making Pregnancy Save  dengan program antara lain program perencanaan persalinann dna pencegahan komplikasi ANC. Penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan, fasilitas yang kurang memadai, faktor langsung maupun tidak langsung.
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan salah satu kompentensi utama bidan, oleh karena itu seluruh bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap msalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan.
Menurut Mochtar partus normal adalah proses lahirnya bayi dengan letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung 24 jam.
Sedangkan menurut Prawiroharjo persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Dari pendapat para ahli tersebut dikemukakan bahwa persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

B.  Jenis – Jenis persalinan
Manuaba mengatakan ada 2 jenis-jenis persalinan, yaitu berdasarkan bentuk persalinan dan usia kehamilan:
1.     Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan
a.      Persalinan spontan, adalah proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekutan ibu sendiri.
b.     Persalinan buatan, adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c.      Persalinan anjuran, adalah bila kekuatan yang diperukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
2.     Jenis persalinan menurut usia kehamilan 
a.      Abortus, pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.
b.     Partus immatur, pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu dan 28 minggu atau berat badan janin 500 gram dan kurang dari 1000 gram.
c.      Partus prematur, pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan <37 minggu atau berat badan janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500 gram.
d.     Partus matur atau pertus aterm, pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37 minggu dan 42 minggu atau berat badan janin lebih  dari 2500 gram.
e.      Partus serotinus atau partus postmatur, pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.


C.    Sebab mulainya persalinan.
Menurut Asrinah sebab-sebab mulainya persalianan meliputi :
1.     Penurunan hormon progesteron
Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his dan Sotot rahim sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar progestron pda tingkat tertentu menyebabkan otot rahim molai kontraksi.
2.     Teori Oxytocin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan hormon estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi his
3.     Keregangan otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
4.     Peningkatan hormon oksitosin
Pada akhir kehamilan hormon oksitosin bertambah sehingga dapat menimbulkan his.
5.     Pengaruh janin
Kehamilan dengan Aensephalus sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973). Dari berbagai percobaan maka dapat disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan
6.     Teori prostaglandin
Prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dihasilkan oleh desidua, dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi di keluarkan. Pemberian oksitosin pada kehamilan dapat menimbulkan his
7.     Plasenta menjadi tua
Dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, villi corialis mengalami perubahan sehingga kadar progesteron dan estrogen menurun.

D. Tahapan Persalinan
Menurut Prawirihardjo ( 1999 ; 182) tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
1.     Kala I (satu) persalinan
Dimulai sejak adanya HIS yang teratur dan meingkat ( frekuensi dan kekuatannya) yang menyebabkan pembukaan, sampai serviks membuka lengkap ( 10 cm). Kala I terdiri dari 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif
a.      fase laten
1)     dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan pembukaan sampai pembukaan 3cm
2)     pada umumnya berlangsung 8 jam
b.     fase aktif
1)     fase akselerasi
dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
2)     fase dilatasi maksimal
dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3)     fase deselarasi
pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm
pada primipara, berlangsung selama 12 jam dan pada multipara sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan serviks 1 cm/ jam (primipara) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm ( multipara)
2.     kala II (dua) persalinan
persalinan kala II dimulai ketika pembukaan erviks sudah lengkap ( 10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah :
a.      pembukaan serviks telah lengkap ( 10 cm ), atau
b.     terlihatnya bagian kelapa bayi melalui intoitus vagina
proses kala II berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara. Dalam kondisi yang normal pada kala II kepala janin sudah msuk dalam dasar panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot –otot dasar panggul yang secara refleks menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar. Kemudian perinium mulai menonjol dan melebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama krmudian kepala janin tampak di vulva saat ada his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengedan maksimal kepala dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perinium. Setelah his istirahat sebentar maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.
Tanda-tanda kala II (Farrer, 2001) antara lain:
a.       pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh.
b.      Selaput amnion biasanya sudah pecah.
c.       His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan tidak begitu         sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5 menit sekali.
d.      Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina.
e.       Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan.
f.       Sfingter ani terlihat berlilatasi.
g.      Perineum tampak menonjol.

3.     kala III ( tiga ) persalinan (pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuan (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda:
a. uterus menjadi bundar;
b. fundus uterus mengalami kontraksi kuat;
c. uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen bawah  rahim;
d. tali pusat bertambah panjang;
e. terjadi perdarah

4.     Kala IV (Observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk observasi pendarahan postpartun. Paling sering terjadi pendarhan pad dua jam pertama, yang perlu diobservasi adalah:
a. Tingkat kesadaran;
b. Tanda tanda vital;
c. Kontrasi uterus;
d. Terjadinya pendarahan pendarahan dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500 ml.

E.   tanda – tanda persalinan
Tanda dan gejala permualaan persalinan menurut mochtar (1994). Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya, beberapa seminggu sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang di sebut kala pendahuluan (preparatori stage of labor) dengan tanda sbb.
1.     Lightening atau settling atau dropping,
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uteri  karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida, tanda ini tidak begitu kelihatan.
Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang persalinan. Bila bagian terbawah bayi teah turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman: selain napas pendek pada trimester 3, ketidaknyamanan disebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah dari struktur daerah pelvis, secara spesifik akan mengalami hal berikut :
a.kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih meningkat.
b.meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang melewati foramen obturator yang menuju kaki, menyebabkan sering terjadi kram kaki.
c.meningkatnya terkanan pada pembuluh darah vena menyebabkan terjadinya udema karena sebagian terbesar dari janin menghambat darah yang kembali dari bagian bawah tubuh.
2.     terjadinya his permulaan
Sifat his permulaan (palsu) adalah sebagai berikut.
a.      rasa nyeri ringan dibagian bawah
b.       datang tidak teratur
c.        tidak ada perubahan pada servik atau pembawa tanda
d.       durasi pendek
e.        tidak bertambah bila beraktivitas

3.     perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
4.     susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
5.     servik menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatna persalinan, maka servik menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi servik dan kemungkinan sedikit dilatasi.
6.     Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan rasa sesat pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa sesak.
a.      Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
b.      Sering miksi atau sulit berkemih.
c.      Sakit di pinggang dan di perut.
d.     Serviks mulai lembek dan mendatar. Pada multipara gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

2.    Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berikut.
a. terjadinya His dengan karakteristik :
 1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
2) Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
 3) Berpengaruh terhadap perubahaan serviks
4) Dengan beraktivitas kekuatan makin bertambah.
b.  Pengeluaran lendir bercampur darah.
c.  Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya perlunakan, pendaratan, dan pembukaan serviks. Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah: kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap kontraksi uterus tediri atas tiga fase sebagai berikut.
1) incement, yaitu ketika intensitas atau kekuatan kontraksi terbentuk
            2) acema, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
3) Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi

F.     Tujuan Asuhan persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang berintegrasi dan lengkap serta terintervensi minimal, sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan seperti ini, berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan.







Senin, 11 November 2013

Asuhan Kehamilan " Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangannya"

          KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA
1.     Mobilisasi, Body Mekanik, Pekerjaan
Wanita hamil dianjurkan mempunyai kebugaran jantung. Wanita yang secara fisik bugar lebih dapatmelakukanan persalinan. Akan teteapi gerak badan selama hamil harus dilakukan dengan bijak. Hindari peningkatan suhu tubuh diatas 38,9°C. Latihan aerobic dapat meningkatkan suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari hari ini, karena itu hati-hati. Gerakan badan yang ringan baik sekali dan sedapat-dapatnya diudara segar dan sinar matahari pada pagi hari. Sewaktu beraerobik darah akan dialirkan ke otot dan kulit dan menjauh dari organ-organ lain, seperti ginjal, rahim, atau hati. Kebanyakan ahli menyarankan agar anda menghindari olahraga sampai 70 – 80% dari kadar olahraga pra kehamilan. Selama kehamilan jagalah agar denyut nadi anda dibawah 140 kali permenit.
Bidan harus bisa mengidentifikasi kemungkinan pemaparan zat-zat berbahaya yang berhubungan denga kehamilan.
o   Gambarkan pekerjaan klien baik tugas maupun lingkungannya
o   Apakah pekerja agricultural , pekerja pabrik, pembuat furniture, pekerja RS, dan memperhatikan zat-zat apa saja yang bida membahayakan
o   Berapa jam ia bekerja?
o   Apakah selama 6bulan terakhir terpapar zat kimia?
o   Catat apakah pekerjaannya berhubungan dengan radiasi, panas, suara yang bising?
o   Apakah klien menggunakan alat pelindung yang aman?
o   Apakah ditempat pekerjaannya terdapat klinik kesehatan dan pojok menyusui?
o   Bagaimanakah respon tempat kerjanya terhadap kehamilanmya. Apakah dengan tetap bekerja tidak membahayakan kehamilannya?

2.     Senam Hamil
Pada masa kehamilan,ibu harus dapat menjaga kesehatannya . keadaan fisik yang bugar merupakan bagian penting dari setiap individu yang sehat dan konflik. Begitu ilmu pengetahuan menyatakan bahwa kebugaran dan penggerahan fisik tidak hanya di terima tapi juga merupakan bagian yanng paling penting dari kehamilan yang sehat,maka semakin banyak wanita yag ambil bagian dalam gerakan kebugaran fisiik selama hamil.Hasilnya tidak saja iibu dan bayi yang lebih sehat , tapi juga lebih berbahagia Dari penilitian-penelitian diketahui bahwa senam mengurangi berat badan yang di peroleh sewaktu hamil.Selain itu,wanita hamil yang senam secara teratur menyatakan bahwa mereka jarang  mengalami keluhan yang terkait dengan kehamilannya,misalnya sakit punggung,pinggang pegal atau kejang otot.
Persiapan fisik , yaitu dengan cara melakukan senam hamil sejak usia kehamilan 24 minggu.





Apabila di lakukan dengan bersungguh-sungguh dan gerakan – gerakan yang benar, senam hamil bermanfaat untuk :
a.      membantu mengontrol tubuh dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri saat kehamilan.
b.     Memperbaiki sirkulasi darah
c.      Menghilangkan sakit pinggang
d.     Menguatkan otot-otot panggul
e.      Mencegah sembelit dan varices
f.      Memudahkan proses persalinan
g.     Mengontrol berat badan ibu
h.     Membuat ibu lebh tenang
i.       Mempersiapkan fiisik dan mental dalam menjalani proses kelahiran normal.

Pemanasan
Sikap duduk besila adalah sikap yang baik selama kehamilan dengan skap duduk ini kedudukan janin dalam kandungan tetap baik . Ibu dapat melakukan gerakan pemanasan ini berguna untuk mmelenturkan otot-otot tubuh sehingga dapat melakukan gerakan-gerakan selanjutnya tanpa khawatir mengalami kejang otot.
·       Gerakan kepala ke kanan dan ke kiri (tarik afas lewat hidung dan keluarkan lewat mulut)
·       Tundukkan kepala (tarik nafas lewat hidung) kemudian angkat kepala kembali (Hembuskan nafas lewat mulut)
·       Menaikkan bahu sambil menarik nafas dan menurunkan bahu kembali sambl mengeluarkan nafas secara perlahan melalui mulut.

Memutar lengan dan mengencangkan payudara
·       Letakkan jari-jari tangan ibu di bahu kemudian putar lengan dengan mengarahkan kedua lengan ke depan hngga menjepit kedua payudara kemudian angkat kedua payudara dengan kedua siku tersebut.
·       Lanjutkan dengan mengangkat siku keatas dan kembali ke posisi semula.
·       Ulangi gerakan ini sebanyak 8 x
Relaksasi
Gerakan relaksasi bertujuan untuk menimbulkan perasaan rileks pada ibu dalam menjalani kehamilan.
1)     Gerakan Pergelangan Kaki
ü  Lakukan dengan posisi tidur miring ke kanan dengan kepala di topang tangan atau bantal.
ü  Kaki atas lurus, sementara kaki bawah di tekuk kemudian tarik nafas den hembuskan lewat mulut.
ü  Angkat kaki atas setinggi pinggul keudian turunkan.
ü  Lanjutkan dengan mengangkat kaki atas, tekuk ke arah perut, luruskan dan kembali ke posisi semula.
ü  Ulangi gerakan tadi dengan posisi mirng ke kiri, masing-masing 8x.

2)     Gerakan Mengayuh 
ü  Lakukan gerakan mengayuh ini dengan posisi terlentang, kedua tangan di sisi samping untuk menahan.
ü  Gerakan  kaki seolah-olah mengayuh sepeda, lakukan gerakan ini sebanyak 8x hitungan.

3)     Mengangkat Panggul
ü  Gerakan mengangkat panggul ini dilakukan dengan posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di samping untuk menahan badan.
ü  Angkat panggul sambil menarik nfas lewat hidung kemudian tahan beberapa detik sambil mengencangkan otot panggul lalu kembali ke posisi semula sambil mengehembuskan nafas lewat mulut secara perlahan.

4)   Latihan Meneran/Mengejan
ü  Latihan meneran dilakukan dengan posisi miring.
ü  Tangan merangkul paha kemudian tarik sampai siku sambil mengangkat kepala.
ü  Lakukan gerakan ini dengan posisi miring ke kiri dan ke kanan sebanyak 8x.
ü  Lanjutkan dengan posisi terlentang dan merangkul kedua paha dengan lengan sampai siku kemudian sambil menarik nafas, angkat kepala dan arahkan pandangan ke perut.
ü  Ulangi gerakan tersebut sebanyak 8x.
ü  Angkat kepala sambil hembuskan nafas dengan memegang pergelangan kaki.

5)     Melenturkan punggung
ü  Lakukan lakukan gerakan melenturkan punggung ini dengan posisi seperti merangkak,   bahu sejajar dengan kedua lengan yang dibuka sejajar dengan membuka kaki.
ü  Angkat punggung dan tundukan kepala sambil menarik nafas, tahan beberapa detik.
ü  Kembali ke posisi semula pada posisi dimana otot punggung kembali rileks.

6)     Gerakan anti sungsang
ü  Gerakan anti sungsang dilkukan dengan posisi menungging, tangan rileks di smping tubuh dan edua ditekuk sejajar bahu.
ü  Atur nafas dan turunkan dad perlahan-lahan sampai menyentuh kasur/lantai, kepala menoleh ke samping kiri atau kanan, letakkan siku di atas kasur geser sejauh mungkin dari tubuh ke samping, ulangi gerakan sebanyak 8x.

Beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak di anjurkan untuk melakukan senam hamil, adalah:
1.     Pernah mengalami inkompetensi serviks
2.     Tekanan darah tinggi dari awal kehamilan.
3.     Janin multiple
4.     Penyakit jantung
5.     Pre eklampsia

6.     Pernah mengalami perdarahan pervaginam
7.     Sesak nafas
8.     Nyeri punggung
9.     Nyeri pubis
10.  Nyeri dada
11.  Tidak tahan berada di tempat yang panas atau lembab.

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam senam hamil :
1.     Dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 22 minggu
2.     Lalukan pada pagi/sore hari
3.     Pakailah pakaian yang longgar dan nyaman
4.     Lakukan secara teratur 3x seminggu selama 20-30 menit
5.     Lakukan  secara bertahap dan tidak memaksakan diri
6.     Lakukan pemanasan terlebih dahulu
7.     Periksa denyut nadi terlebih dahulu

Olahraga lain yang juga dianjurkan ketika hamil :
1.     Jalan kaki di alam terbuka
2.     Melalukan aneka kegiatan di rumah
3.     Berenang
4.     Aerobic dengan tingkat benturan rendah
5.     Bersepedah


3.     Istirahat/Tidur
Tujuan utama istirahat dan tidur adalah untuk membangun sel-sel yang baru. Pada saat tidur, hormoon pertumbuhan di sekresikan dan hal ini merupakan waktu yang optimal untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil harus beruasaha mengurangi pekerjaan yang lebih berat dan harus meningkatkan waktu untuk istirahat. Wanita hamil memerlukan tambahan istirahat.
Pada awal kehamilan wanita merasa lelah untuk membiasakan tubuh nya terhadap kehamilan, pada akhir kehamilan, pertumbuhan janin mengurnakan energy wanita secara lebih dan menggunakan usaha yang lebih. dengan bertambahnya usia kehamilan wanita membutuhkan istirahat yang lebih. Wanita hamil harus mempunyai waktu tertentu untuk istirahat setiap harinya. Pada beberapa budaya wanita hamil tidak diperbolehkan  istirahat selama hamil, disinilah peran bidan untuk menyaran, membantu wanita menentukan cara yang kreatif untuk mengurangi kerja yang berlebihan dan menemukan waktu yang banyak untuk istirahat.
Wanita harus menghindari duduk  dan berdiri terlalu lama dan pada waktu istirahat dianjurkan untuk berbaring miring kiri, bukan terlentang. Wanita dianjurkan untuk selalu rileks pada saat duduk, tidur. Dengan makanan yang cukup, latihan yang cukup, relaks sikap mental yang baik akan membuat tidur nyaman dan baik. Jika ada masalah yang membuat gangguan tidur seperti keadaan social ekonomi rendah, kelaparan, stress mental, segera atasi masalah tersebut dan jika tetap mengalami kesulitan  tidur sebaiknya di konsultasikan ke dokter.
Dengan tidur terlentang, besarnya uterus akan  menekan vena-vena besar pada system sirkulasi :
a)     Menurunnya aliran darah dari tubuh bagian bawah, akan menyebabkan :
o   Mengurangi aliran darah kejantung
o   Berkurangnya cardiac output
o   Berkurangnya aliran darah ke fertus
o   Menurunnya tekanan darah yang menyebabkan wanita merasa lemah untuk bangun
b)     Wanita dapat mengurangi hal diatas dengan cara duduk atau posisi miring ke kiri.


4.     Imunisasi
Imunisasi TT merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus baik untuk wanita maupun bayinya. Oleh karena itu ha ini sangat penting bagi wanita untuk imunisasi sesuai jadwal. Wanita dan keluarganya harus merencanakan untuk memilih tempat persalinan yang bersih dan aman serta tenaga kesehatan yang terampil. Untuk mencegah tetanus neonatorum, tali pusat bayi harus dijaga agar tetap bersih dan kering setelah lahir sampai lepas.
Dipteri tetanus toxoid; dianjurkan booster setiap 10 tahun untuk dewasa yang telah mendapatkan seri primer sebelumnya.jika seri primer tidak pernah diberikan, berikan 3 kali imunisasi (0,5 ml/dosis) dengan jarak suntikan kesatu kedua 4-8 minggu, jarak suntikan kedua dan ketiga 6-12 bulan.
Hepatitis B; direkomendasikan untuk dewasa, anak-anak dan oranng-orang yang berisiko terpapar hepatitis B. Diberikan 3 kali suntikan IM. Wanita > 19 tahun; 1 ml IM jarak dosis kesatu dan kedua adalah satu bulan.dan jarak suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan. Wanita < 19 tahun dosis yang diberikan 0,5 ml IM dengan jadwal sama.
Influenza diberikan terutama pada musim ifluenza (oktober-desember) bagi wanita hamil diatas 14 minggu kehamilan. Dosis yang diberikan 0,5 ml IM jika diperlukan diberikan pada waktu bersamaan dengan vaksin pneumococcus.
Vaksin pneumococcus diberikan pada setiap 10 tahun pada orang yang berada pada daerah risiko tinggi infeksi pneumococcus. Dosis 0,5 ml subcutan/ IM.
Vaksin rubella, Measles Rubella, mumps measles rubella merupakan kontraindikasi jika diberikan selama hamil. Dosis yang diberikan 0,5 ml subcuta, kaji dulu riwayat imunisasi dan kemungkinan efek samping. Penggunaan kontrasepsi diberikan setelah 3 bulan pemberian vaksin. Imunisasi diberikan juga pada wanita yang telah enerima immunoglobulin selama trimester 3 dan postpartum.

5.     Traveling
Bagi wanita yang mempunyai riwayat abortus, prematur, wanita hamil dengan penyakit jantung disarankan untuk tidak melakukan perjalanan jauh. Jika perlu untuk melakukan perjalanan jauh diupayakan untuk tidak mengalami kelelahan.
Jika ibu pergi dengan menggunakan mobil pribadi sebaiknya gunakan sabuk pengaman yang disilangkan pada paha dan bahu, bukan yang menyilang. Jika ibu mengemudikan sendiri, stel jok jauh ke belakang kurang lebih 10 inchi, berhentilah beberapa jam untuk beristirahat.

Jika ibu menggunakan pesawat, ibu harus cukup fit untuk melakukan perjalanan, perjalanan menggunakan pesawat tidak dianjurkan setelah usia kehamilan 32 minggu. Diupayakan ibu duduk di dekat gang sehingga memudahkan untuk keluar, bisa bangkit untuk jalan-jalan sekurang-kurangnya 2 jam dan minum yang cukup agar tidak dehidrasi.

Dalam setiap perjalanan ibu harus membawa kartu kujungan antenatal sehingga jika terjadi sesuatu, informasi dapat diberikan dengan cepat. Penggunaan kapal laut dapat memberikan resiko  penyakit gastrointestinal, jika kebersihannya tidak terjamin.
Kecelakaan kendaraan bermotor adalah salah satu penyebab tersering oleh karena itu penggunaan pengaman seperti sabuk, helm harus digunakan.

Wanita hamil harus kontak perusahaan asuransi kesehatan, harus membawa kartu prnatal, membawa obat-obatan analgesic, antimotilitas, decongestan, sunscreen, dan sabun anti bakteri. Rencanakan perjalanan agar tiba ditempat tujuan tidak larut malam sehingga dapat tidur nyaman di tempat yang dituju. Dan kembali sesuai tempat yang dituju. Usahakan pulihkan badan, sesegera mungkin dengan istirahat, minum air putih yang cukup dan hindari minuman yang berkafein dan beralkohol.

Jika ibu hamil berkunjung ke daerah yang endemik malaria harus diberikan profilaksis. Sebaiknya wanita hamil tidak berpergian ke daerah endemik malaria, karena menyebabkan premature, aborsi bahkan kematian janin.

6.     Persiapan Laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya.
Persipan untuk menyusui ibu-ibu sejak hamil dapat menjaga kebersihan payudara setiap hari dengan mandi, membersihkan putting dari kerak kolostrum dengan air hangat dan kapas/kain lembut agar saluran tidak tersumbat. Tidak boleh menggunakan sabun karena akan menghilangkan sekresi normal dan membuat putting kering. Gunakan bra yang menyokong karena ada pembesaran ukuran payudara. Mengkonsumsi makanan yang seimbang, berikan fisiologi laktasi dan manajemen laktasi agar wanita menjadi percaya diri untuk menyusui.
NB :
Sarankan ibu untuk belajar menyusui melalui kelas antenatal
-        Sarankan ibu untuk segera menyusui bayinya setelah lahir
-        Sarankan ibu untuk menegenali gejala awal lecet atau mastitis
Kelas “Bimbingan Persiapan Menyusui” (BPM)
Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas “Bimbingan Persiapan Menyusui” (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui.

 Pelayanan pada BPM terdiri dari :
o   Penyuluhan
1)     Keunggulan ASI
2)     Manfaat rawat gabung
3)     Perawatan putting susu
4)     Perawatan bayi
5)     Gizi ibu hamil dan menyusui
6)     Keluarga berencana
o   Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan dalam menyusui
o   Pelayanan pemeriksaan payudara, perawatan putting susu dan senam hamil
Persiapan Psikologis
Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Banyak ibu yang memiliki masalah, oleh karenanya bidan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati. Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah :
o   Setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui bayinya
o   Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu  buatan/formula
o   Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui
o   Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan
o   Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya
Teknik Menyusui
Ada beberapa macam menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca SC, bayi diletakan disamping kepala ibu dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar penuh, bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak akan tersedak.
Langkah-langkah menyususi yang benar
1.     Usahakan posisi ibu dan bayi cukup nyaman saat menyusui. Minum segelas air sebelum menyusui dan hindari menyusui pada saat lapar
2.     Persiapan tempat dan alat. Sebelum menyusui, cuci tangan dan keluarkan ASI serta oleskan disekitar areola mammae
3.     Teknik menyusui  (lihat lampiran job sheet teknik menyusui)
4.     Apabila bayi telah kenyang dan ibu ingin mengakhiri pemberian ASI, letakan jari telunjuk pada sudut mulut bayi dan tekan pelan-pelan sampai mulutnya terlepas dari putting susu. Kemudian bersihkan dengan kapas kering


5.     Sendawakan bayi agar udara yang terhisap saat menyusui dapat dikeluarkan sehingga perutnya tidak kembung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan :
·       Meletakkan bayi tegak lurus pada bahu dan tangan ibu menopang kepala bayi
·       Meletakkan bayi pada pangkuan ibu, kemudian usap,/tepuk perlahan bayi pada bagian belakangnya sampai sendawa
·       Jika bayi sudah tidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap sehingga udara dari dalam perut dapat keluar dengan sendirinya
6.     Setelah selesai, oleskan ASI setelah selesai menyusui dan biarkan kering sebelum memakai Bra.
Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat :
1.     Diudara terbuka atau bebas          : 6-8 jam
2.     Dilemari ES (4˚C)                                    : 24 jam
3.     Dilemari pendingin/beku             : 6 bulan
Pemberian ASI Perasan
Jangan diberikan dengan botol atau dot, berikan dengan sendok.
7.     Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota, keluarga dan bidan.
Rencana persalinan ini sangat penting karena:
ü Persalinan kadang-kadang dapat diprediksi juga tidak dapat diprediksi, tanggal kelahiran, fase yang dilewati,apayang terjadi selama proses.
ü Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis.
ü Sebagai alat komunikasi untuk Bidan dan wanita sebagai sarana untuk mendidik wanita menyiapkan diri menjadi orang tua dan agar Bidan dapat memahami harapan wanita.
ü Sebagai jalan yang baik untuk menggali keinginan/harapan wanita.

Lima (5) komponen penting dalam rencana persalinan:

Langkah 1 : Membuat rencana persalinan
o   Tempat persalinan
o   Memilih tenaga kesehatan terlatih
o   Bagaimana menghubungi tenga kesehatan tersebut
o    Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
o   Siapa yang akan menemani persalinan
o   Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya ersebut
o   Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada

Langkah 2 : Membuat rencana persalinan pembuatan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
Penting bagi Bidan untuk mendiskusikan :
o   Siapa pembuat keputusan utama dalam kelurga
o   Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak adaa saat terjadi kegawatdaruratan?

Langkah 3 : Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
Banyak ibu meninggal karena komplikasi yang serius selama persalinan, tetapi tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang kompeten untuk masalah mereka.Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini :
o   Dimana ibu akan bersalin ( desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit )
o   Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan.
o   Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk
o   Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan
o   Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial

Langkah 4 : Membuat rencana/pola menabung
Keluarga harus dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan.

Langkah 5 : Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala suatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat megumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan sprei serta menyimpannya untuk persalinan.

8.     Memantau Kesejahteraan Janin
Pemantauan gerakan jann merupakan cara sederhana untuk menilai kesejatraan janin pada waktu yang tetap (sweet, B, 1997). Menurut varney (1997) menghitung gerakan janin merupakan teknik pantauan kesejahteraan jann yang paling sederhana dan diterapkan kepada kelompok wanita secara luas.
Pemantauan gerakan janin dapat di lakukan mulai kehamlan 28 mnggu karena gerakan janin sudah teratur dan kuat.Di lakukan pada saat  janin aktif bergerak yaitu di luar jam 02.00 – 08.00 WIB . Keuntungan tes ini : murah , sederhana , mudah di lakukan oleh klen di rumah tersedia terus-menerus walaupun jauh dari lokasi faslitas kesehatan,meskipun akurasi dan tingkat kendalanya bervariasi . Adapun kendalanya yaitu memerlukan kesadaran/keleraan/ kemauan bu, adanya kegelisahan ibu,laporan yang salah dalam gerakan janin yang berkurang persepsi yang berbeda tentang gerakan janin ( Susan,M.1992;Sweet.B.1997)
Menurut varney banyak metode untuk menghitung gerakan janin, adapun metodenya yaitu
·       Tetapkan waktu yang tetap untuk menghitung gerakan janin setiap hari.
·       Pilih waktu dimana ibu tidak banyak pekerjaan,sudah makan dan waktu yang biasanya gerakan janin aktif.
·       Catat beberapa waktu yang di butuhkan waktu untuk mencapai 10 gerakan janin dalam mengisi tabel.
·       Untuk mencapai 10 gerakan tidak boleh lebih dari 10 jam.
·       Jika gerakan kurang dari 10 dalam 10 jam , jika memerlukan waktu lebih dari 10 jam untuk mencapai 10 gerakan atau tidak ada merasa gerakan selama 10 jam maka klien harus melakukan NST .


9.     Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang adalah kunjungan yang dilakukan setelah kunjunganantenatal pertama sampai memasuki persalinan (varney, 1997).

Biasanya kunjungan ulang dijadwalkan setiap  4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, selanjutnya setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan seterusnya setiap minggu sampai masa persalinan. Akan tetapi jadwal kunjungan ini fleksibel dengan kunjungan minimal sebanyak 4 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pad kunjungan ulang antara lain :
·       Ibu
a.      Tekanan darah
b.     Berat badan
c.      Tanda bahaya (sakit kepala, perubahan virus, sakit abdomen, nausea, muntah, pendarahan, disuria, ketuban pecah sebelum waktunya).
1)     Tinggi fundus uteri
2)     Keadaan serviks
3)     Ukuran pelvic

·       Janin
a.      Denyut Jantung Janin (DJJ)
b.     Ukuran janin (Taksiran Berat Badan Janin/TBBJ)
c.      Letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala)
d.     Aktivitas
e.      Kembar atau tunggal

·       Laboratorium
a.      Hemoglobin dan hematokrit
b.     STS pada trimester III di ulang
c.      Kultur untuk gonococcus
d.     Protein dalam urin bila diperlukan

10.  Tanda Bahaya Dalam Kehamilan
Pada setiap kunjungan antenatal  bidan harus mengajarkan pada ibu bagaimana mengenal tanda tanda bahaya,dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika mengalami tanda tanda bahaya tersebut.



Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal  adalah :
a)     Perdarahan vagina
Pada awal kehamilan,perdarahan yang tidak normal adalah merah.perdarahan banyak,atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus,KET,mola hidatidosa)
b)     Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan masalah yamng serius adalah sakit kepala hebat,yang menetap dan tidak hilang jika diistirahatkan.kadang kadang dengan sakit kepala hebat tersebut ibu mungkin melihat bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala pada kehamilan adalah gejala preeklampsia
c)     Perubahan visual secara tiba tiba (pandangan kabur,rabun senja)
Masalah visual yang mengindivikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak,misalnya pandangan kabur atau berbayang
d)     Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat,menetap,dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis,kehamilan ektopik,aborsi,penyakit radang panggul,persalinan preterm,gastritis,penyakit kantong empedu.abrupsi  plasenta,infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
e)     Bengkak pada muka atau tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius juka muncul pada muka dan tangan,tidak hilang setelah istirahat,dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda,anemia,gagal jantung,atau preeklamsia
f)      Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6,beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.